lupa

30 Nov -0001

Susutnya sang rembulan, yaitu rembulan pada tanggal tua. Tidak lama lagi rembulan akan terbenam tertutup oleh bumi sehingga tidak dapat menerangi bumi.

Artinya perumpamaan itu sebagai berikut. Kalau engkau sudah terlanjut tua dan pikun (sudah mendekati ajal), engkau akan sukar menerima tuntunan atau ilmu untuk bekal kembalimu kepada Tuhan. Orang yang sudah pikun sulit untuk dapat sadar (eling) kepada Tuhan; kepada anak cucu sendiripun kadang-kadang sudah tidak ingat, bagaimana ia dapat ingat kepada Tuhan, yang belum pernah diketahui adanya.

Pancaindranya, ciptanya, pangertinya, angen-angensudah mulai surut kerjanya. Oleh sebab itu, banyak orang pikun yang baru saja makan, minta makan lagi karena mengira belum makan (lupa bahwa ia sudah makan); kaca mata yang sudah dikenakan, dicari; kalau berbicara diulang-ulang, lagi pula bicaranya tidak karuan dan suaranya pun pelat.

Hal demikian itu lantaran ia lupa sebab ditinggalkan pepadang karena pada waktu mudanya ia membelakangi Sang Pepadang, tidak mau menetapi hukum Tri Sila karena keangkuhannya, menyombongkan kekuasaannya, kepandaiannya dan kekayaannya.

Maka pesaanku kepadamu sekalian saya ulangi. Jangan-lah mengulur-ulur waktu, selagi bulan sedang purnama, selagi lebar kalangannya, segeralah bersuci. 

Ref, Buku Olah Rasa Dalam Rasa hal 17

R. Soenarto Mertowardojo