Nasib baik

30 Nov -0001

"E, kalau begitu, anggapanku dulu mengenai nasib baik itu keliru. Dulu ku kira bahwa nasib baik itu sama dengan suatu tingkatan sosial ekonomis yang tinggi dan nasib buruk itu adalah keadaan penderitaan sosial. Akan tetapi sekarang sudah mulai jelas bagiku bahwa yang dulu ku anggap nasib yang baik itu dapat pula mengandung penderitaan, misalnya orang yang berkedudukan tinggi, orang kaya, orang yang berkuasa, dapat pula diserang oleh penderitaan batin yang bermacam-macam dan tidak bebas dari kekecewaan rupa-rupa. Kekayaan, kedudukan dan kekuasaan belum menjamin kebahagiaan yang kekal abadi ".

 

Ref. Buku Ulasan Kang Kelana, hal 165

Prof. DR. R Soemantri Hardjoprakoso