Keluarga Baru

Setelah manusia membentuk keluarga baru, sebagai kepala keluarga atau ibu keluarga ia mulai belajar memberi, bertanggung jawab, aktif, sadar akan kehidupan sosial di dalam masyarakat.
Dulu sebagai anak ia menerima apa-apa dari orang tua. Sekarang ia sebagai orang tua ia memberi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Sebagai anak ia tidak mempunyai tanggung jawab; sekarang tanggung jawab sepenuhnya terletak di pundaknya. Pada waktu masih kecil ia pasif secara sosial dan tidak sadar akan kehidupan sosial.
Mau tidak mau sekarang ia harus aktif dan menyadari, bahwa ia hidup di tengah-tengah masyarakat.
Bilamana manusia baru saja melepaskan diri dari kandungan keluarga dan terjun ke dalam kehidupan masyarakat, ia mulai dengan jabatan yang paling rendah di dalam golongannya. Di dalam jabatan ini ia mulai sebagai pihak penerima dan tidak bertanggung jawab.
Lambat laun ia naik pangkat dan beralih dari pihak penerima kepada pihak pembari dan tanggung jawabnya makin lama makin tambah banyak. Dengan meningkatnya umur ia lama-kelamaan menjadi yang paling tua disekitarnya dan menjadi orang tua yang diminta petunjuk-petunjuk dari orang lain, karena ia sekarang orang yang paling tua dan berpenglaman di sekitarnya.
Petunjuk-petunjuk ini tidak lagi datang dari manusia, melainkan dari Sumber Hidup sendiri yang digalinya dari dalam hati sanubari yang suci.
Ref. Buku Arsip Sarjana Budi Santosa
Prof. Dr. dr. R. SOEMANTRI HARDJOPRAKOSO
Mayor Jendral TNI